Konferensi pers yang diadakan Dewan Eksekutif Mahasiswa UIN Walisongo mengundang organisasi mahasiswa baik intra maupun ekstra di lingkun...
Kesepakatan itu diambil saat konferensi pers yang diadakan oleh Dema-U di teras Auditorim 2 kampus III UIN Walisongo, Rabu (10/01/2018).
Wakil Ketua Dema-U terpilih, Ahmad Sajidin mengatakan, aksi massa tidak mengatasnamakan Dema. Mahasiswa yang tergabung merupakan mereka yang benar-benar peduli terhadap polemik JKN bukan atas nama sebuah lembaga.
“Dengan itu kita lebih melebur satu sama lain, apalagi Dema juga kan belum dilantik,” ungkapnya.
Ketua Dema-U terpilih Syarifudin Fahmi menambahkan, Dema tidak main-main dengan nota keberatan yang dilayangkan ke birokrat kampus.
“Kita pasti akan adakan aksi massa itu, tapi kita tetap menunggu respons dari birokrat kampus sampai besok. Kalau birokrat memberi respon maka kita akan tinjau ulang aksi yang akan kita lakukan nantinya dalam bentuk apa,” kata Fahmi.
Sebelumnya, Dema-U telah melayangkan nota keberatan terkait kebijakan wajib kepesertaan JKN untuk seluruh mahasiswa UIN Walisongo, Jum’at (05/01/2018). Namun, hingga Rabu sore Dema-U belum mendapatkan respons terkait nota keberatan tersebut.
Dalam nota keberatannya, Dema menilai mahasiswa tidak dapat dipaksa untuk membuat kartu JKN-KIS. Namun, pembuatannya harus didasarkan atas kemauan dan dorongan diri sendiri atau keluarga, bukan atas paksaan dari pihak birokrat kampus.
Dema merekomendasikan agar ada perubahan kebijakan. Jika dalam waktu 7x24 jam tidak ada perbaikan kebijakan, Dema-U dan F di lingkungan UIN Walisongo akan mengadakan aksi massa.
Reporter: Riduwan
Editor: M. S. Najib
COMMENTS