lukisan berjudul anak dan ibu: jeihan gallery kekasih itu bernama ibu ibu, sebuah pulau kecil yang cantik lagi sunyi. rahimnya ad...
kekasih itu bernama ibu
ibu, sebuah pulau kecil yang cantik lagi sunyi. rahimnya adalah sekat tipis antara aku dan dunia dibalik dinding-dinding semesta raya ini, mewakili cinta dan keindahan. kubawa padanya cinta yang meski telah patah-patah, ku berikan semua. tak seiris pun yang sisa.
ibu, sebuah pulau kecil yang cantik lagi sunyi. rahimnya adalah sekat tipis antara aku dan dunia dibalik dinding-dinding semesta raya ini, mewakili cinta dan keindahan. kubawa padanya cinta yang meski telah patah-patah, ku berikan semua. tak seiris pun yang sisa.
belum pernah kudapatkan cinta sebegini nyata dan begitu hidup, sebagaimana rahimmu yang mengandung kehidupan. ada banyak orang berani mati untuk cinta. tetapi bila kau bertanya siapa yang berani hidup dan mati untukmu, itu diriku, ibu.
sewaktu kecil dulu, ibu yang mengeringkan seragam sekolah dengan sabar. digantungnya baju, celanan, rok, sepatu dan kaos kaki tinggi-tinggi, dijaganya sampai kering. dan akhirnya kita berangkat ke sekolah dengan seragam yang bersih dan harum.
oh! ibu, telah ku pilihkan kata paling sederhana untukmu, yang ku ambil dari setiap kepergian:
“aku akan selalu pulang!”
meski hutang rinduku padamu tak kan mampu ku bayar.
sebab, kau ada sebagai rindu.
sudah banyak kusebut nama-nama dalam puisi dan do'a,
tetapi kekasih itu bernama ibu
tak selesai ditulis, tak usai dibaca,
tapi bisa dikenali.
Semarang, 2017.

COMMENTS