Abdul Arif (paling kiri, bawah) bersama rekan-rekannya menunjukkan hasil karya seni kartun mereka, Sabtu (11/3). Mereka terkumpul dalam ko...
![]() |
Abdul Arif (paling kiri, bawah) bersama rekan-rekannya menunjukkan hasil karya seni kartun mereka, Sabtu (11/3). Mereka terkumpul dalam komunitas Kartunis Srabi Lor. (Amanat/Dokumen pribadi) |
Berangkat dari keprihatinannya mengenai minimnya kegiatan positif yang dilakukan pemuda di desanya, Abdul Arif, alumni UIN Walisongo 2013 ikut menginisiasi terbentuknya komunitas kartun. Komunitas tersebut ia dan rekan-rekannya beri nama Kartunis Srabi Lor.
Nama komunitas itu diambil dari nama Desa Getassrabi, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus di mana Abdul Arif bersama anggota lainnya lahir dan tumbuh besar di situ.
Dilansir dari bekanews.com, pembentukan komunitas tersebut dilaksanakan sesaat setelah kegiatan "Ngartun Bareng Arif Srabilor" di Pondok Al Manshur, Sabtu (11/3).
Kartunis muda dari Semarang Cartoon Club (SECAC) tersebut mengatakan, banyak waktu luang yang dimiliki pemuda desanya itu seharusnya bisa digunakan lebih produktif lagi.
“Sejumlah anak bahkan putus sekolah dan memilih bekerja. Semoga dengan adanya komunitas ini kreativitas mereka bisa diwadahi," tutur alumnus Pendidikan Matematika tersebut.
Pemuda Desa Getasrabi, kata Arif, memiliki potensi besar, namun sejauh ini kegiatan yang menampung kreativitas anak-anak muda masih minim.
Mantan Pimpinan Umum SKM Amanat tersebut juga menambahkan, kesenian kartun juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Seni kartun bisa diaplikasikan dalam berbagai media, misalnya kaus lukis dan suvenir lainnya. Selain itu, karya kartun juga bisa dijual ke media massa nasional maupun internasional.
"Banyak peluang yang bisa diambil dari kesenian kartun. Bahkan event pameran dan lomba tingkat nasional maupun internasional selalu terbuka tiap bulan," ujar dia.
Arif berharap, kegiatan ngartun bisa menjadi alternatif bagi remaja untuk menghasilkan uang. Hingga kini, mayoritas warga Desa Getassrabi adalah buruh pabrik rokok dan pekerja bangunan dengan penghasilan pas-pasan. Bahkan tak sedikit anak yang putus sekolah.
"Ke depan, semoga banyak kegiatan untuk anak-anak muda, seperti kegiatan literasi dan lain sebagainya," harapnya.
M. Syafiun Najib
COMMENTS