GAYENG : Habiburrahman El-shirazy (Penulis), Prie GS (budayawan), Imam Taufiq (Wakil Rektor II UIN Walisongo) dan Ghofur Maemoen ( Putr...
GAYENG : Habiburrahman El-shirazy (Penulis), Prie GS (budayawan), Imam Taufiq (Wakil Rektor II UIN Walisongo) dan Ghofur Maemoen (Putra K.H Maemoen Zubair) akan hadir dalam Seminar Nasional FUHum-PK |
Amanat - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) Program Khusus (PK) siap menggemparkan civitas kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dengan Seminar Nasional. Selasa (06/12) mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Arif Nur Hidayat, Wakil Ketua Panitia Hari Lahir FUHum-PK saat ditemui (02/12). Acara bertajuk Membaca Ayat-ayat “Radikal” dalam Al-Quran itu, akan bertempat di Gedung O lantai tiga FUHum dan akan mendatangkan pembicara-pembicara bertaraf nasional.
Arif mengatakan, Akan ada empat pembicara, dua diantaranya yaitu Habiburrahman El-shirazy (penulis buku best seller Ayat-Ayat Cinta) dan Prie GS (budayawan). Keduanya akan menjelaskan ayat-ayat “radikal” dalam Al-Quran dari sudut pandang budaya.
Sedangkan dua pembicara lagi, lanjut Arif, yaitu Gus Ghofur (Putra K.H Maemoen Zubair) dan Imam Taufiq (penulis buku Al-Quran Bukan Kitab Teror) akan menjelaskan ayat-ayat “radikal” dalam Al-Quran dari kajian tafsir secara mendalam.
Ia juga mengungkapkan bahwa acara ini tidak dipungut biaya, namun, panitia hanya memberi kouta sebanyak 300 orang mengingat kapasitas gedung yang tidak memungkinkan jika melebihi itu. Acara itu, kata Arif, akan dikonsep seperti ngaji ala santri.
“Panitia tidak menyediakan kursi bagi peserta, karena semuanya nanti akan duduk lesehan beralas karpet yang sudah disediakan panitia,” ujarnya.
Fakhruddin Azis selaku Supervisior asrama FUHum-PK menjelaskan, tema ini diangkat karena maraknya kasus radikalisme di Indonesia, padahal tidak ada ayat di Al-Quran yang radikal. Hanya saja kita kebanyakan salah menafsirkannya sehingga ayat-ayat itu menjadi radikal.
“Itulah mengapa kata radikal dalam tema ini diberi tanda petik” ungkapnya.
Fakhuddin juga berharap, dari penjelasan para pembicara tersebut Mahasiswa dapat memahami dan mengerti tentang radikalisme yang sedang marak di Indonesia. Sehingga Mahasiswa tidak buta dalam memahami radikalisme, khusunya mahasiswa UIN Walisongo.
(Ridwan)
COMMENTS