Ilustrasi tindak kejahatan hipnotis ( sumber ) Skmamanat.com – Ni’matus Shoimah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtid...
Ilustrasi tindak kejahatan hipnotis (sumber) |
Skmamanat.com – Ni’matus Shoimah, mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) baru saja mengalami tindak kejahatan hipnotis. Peristiwa itu terjadi ketika Shoimah berjalan kaki menuju Kampus 2 UIN Walisongo dari indekosnya di Perumahan Bhakti Persada Indah, Jumat (21/7/2017).
“Pas itu saya jalan kaki sendirian,” kata mahasiswi semester enam itu.
Perempuan asal Demak tersebut menceritakan, saat melewati trotoar jalan yang menuju Kampus 2, ia dihampiri laki-laki paruh baya. Laki-laki tersebut mengaku sebagai paman Shoimah.
“Tidak tau kenapa, kok saya percaya saja,” tuturnya.
Pelaku berpura-pura sudah lama tak bertemu dan mengusap kepala Shoimah. Laki-laki itu juga mengarang cerita bahwa bibi Shoimah sedang di rawat di Rumah Sakit Tugurejo.
Lantas Shoimah dibonceng pelaku menuju RS tersebut dan akan dipertemukan dengan bibi korban yang sedang sakit itu. Shoimah nurut saja dengan apa yang dikatakan pelaku.
Shoimah ternyata tak dibawa di RS Tugurejo. Perempuan yang juga menjabat sebagai Bendahara Unit Kegiatan Mahasiswa Racana itu malah dibawa di gang sepi.
Ketika mereka turun dari motor, pelaku masih mengajak bicara korban. Penghipnotis tersebut sempat beberapa kali mencoba meminta tas dan dompet korban.
“Saat itulah saya mulai sadar,” tuturnya.
Shoimah merasa ada yang janggal karena pelaku berbicara dengan tergesa-gesa. “Bapak itu juga beberapakali memaksa meminta hp dan dompet saya dengan alasan ingin melihat foto pacar saya,” ungkapnya.
Mengetahui korbannya mulai sadar, si pelaku meminta korban untuk menyeberang jalan. Saat Shoimah berjalan beberapa meter, pelaku tunggang langgang meninggalkan korbannya.
“Alhamdulillah saya masih bisa berontak, saya takut karena saat itu membawa uang Racana sebanyak Rp. 500 ribu,” jelasnya.
Meski tak mengalami kerugian meteril, hingga saat ini, korban mengaku masih trauma dengan kejadian yang dialaminya itu. “Sekarang saya tidak berani ke kampus sendirian, harus ada temannya,” ujar Shoimah.
Ia menghimbau mahasiswa UIN Walisongo agar semakin waspada terhadap tindak kriminal. “Terutama untuk yang cewek-cewek jangan pergi sendirian,” pesannya.
Reporter: Iin Endang Wariningsih
Editor: M. Syafiun Najib
COMMENTS